FOKUSMALANG - Komunitas Angkutan Umum Malang Raya memberikan sikap atas
berita tak ‘sedap’ yang menimpa Angkutan Kota (angkot) di Kota Malang. Dimana banyak
pengguna mengeluhkan tarif yang tidak standar, serta juga pelayanan yang
terkesan kurang ramah dari angkot.
Komunitas ini mengatakan siap untuk bisa menata dan
memperbaiki diri, asalkan pemerintah juga turut ambil bagian di dalamnya.
Menurut perwakilan Komunitas Angkutan Umum Bambang Hartono,
selama ini ia dan rekan – rekannya menyadari bahwa akhir –akhir ini masyarakat
mulai tidak percaya dengan moda transportasi ber ciri khas warna biru tersebut.
“Memang banyak sekali keluhan yang kami pantau, mulai secara
lisan langsung, maupun apa yang beredar di media sosial. Dan tentu saja ketidak
percayaan ini mempengaruhi pendapatan para sopir di lapangan pada akhirnya,”
papar pria yang akrab disapa Pak Brewok ini.
Oleh karena itu, Pak Brewok bersama rekan -rekan yang lain
dari angkutan umum yang ada di Malang Raya dan angkot Malang khususnya, terus
melakukan pembenahan secara internal, salah satu-nya adalah dengan mendirikan
koperasi yang bertujuan untuk kesejahteraan anggota di dalamnya.
“Sesuai dengan aturan pemerintah, kami juga berupaya untuk
bisa memiliki badan hukum melalui koperasi yang sudah resmi kami dapatkan pada
tahun 2016 lalu. Meskipun tidak mudah, namun ini menjadi harapan baru bagi kami
baik sopir maupun pemilik angkutan,” kata nya.
Perbaikan lain yang ingin dilakukan oleh Pak Brewok dan
Komunitas Angkutan Umum adalah kembali mensosialisasikan gerakan naik angkot di
Kota Malang pada khususnya. Cara ini diyakini akan bisa mengembalikan
kepercayaan masyarakat.
Hanya saja Komunitas ini memiliki satu permintaan kepada
pemerintah dan pemegang regulasi angkutan dan lalu lintas di Malang Raya, yaitu
mereka berharap pemerintah bisa memegang teguh peraturan dan tidak melakukan
pembiaran pelanggaran. Karena selama ini menurut Pak Brewok banyak pembiaran,
yang berakhir dengan konsumen sebagai korbannya.
“Kami berharap bisa didukung pemerintah dalam gerakan naik
angkot nanti. Namun yang tak kalah penting kami memohon kepada pemerintah agar
benar- benar bisa menjalankan peraturan yang ada, jangan membiarkan pelanggaran
- pelanggaran regulasi di lapangan. Karena bagi kami pembiaran inilah yang
mengakibatkan kondisi buruk bagi angkot dan konsumen saat ini,” pungkas pria
yang sudah sejak 70-an menjadi sopir kendaraan umum ini.
Video wawancara dengan komunitas angkutan umum:
Video wawancara dengan komunitas angkutan umum: