FOKUSMALANG - Tahapan
pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah didepan mata. Terhitung sejak
bulan September 2017 ini Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Malang sudah
akan mulai bekerja untuk melaksanakan tahapan demi tahapan pilkada, hingga
nanti tiba saatnya “coblosan” di bulan Juni 2018 mendatang.
Namun yang menarik, hingga detik ini masih belum ada satu
nama calon (kecuali petahana Moch. Anton) yang mendeklarasikan diri (atau
dideklarasikan partai) untuk maju ke pilkada Kota Malang. Padahal bila ditarik
kebelakang pada Pilkada 2013 yang lalu, hampir setahun lebih sebelum gong
Pilkada ditabuh, beberapa calon sudah mulai “memperkenalkan diri” baik melalui
media massa, ataupun juga poster dan spanduk di jalan.
Menurut Anggota KPUD Divisi Sosialisasi, Ashari Husen,
fenomena ini cukup menarik, dan dipengaruhi beberapa faktor.
“Memang gaung pilkada ini masih terlalu adem ayem di Kota
Malang. Kami melihat ada beberapa faktor penyebab, yang pertama, karena
perhatian masyarakat masih terfokus ke pilkada DKI, yang kedua karena semua
elemen partai masih wait and see, apalagi pilkada Kota Malang nanti juga
bebarengan dengan pilkada Jatim, kemudian yang terakhir, bisa jadi karena di
Kota Malang masih belum ada tokoh yang menonjol untuk bisa ditampilkan,” papar
Ashari kepada Fokus Malang.
Sementara salah satu politisi senior dari partai Demokrat
Jhony Hehakaya mengatakan bahwa seharusnya siapa –siapa yang punya keinginan
untuk maju harusnya bisa segera menunjukkan diri, sehingga masyarakat bisa
mengetahui profil dan aktualitas mereka. Dari sisi kepartaian sendiri, hal
tersebut bisa untuk mengukur elektabilitas sosok dan partai.
“Seharusnya mereka (tokoh) tidak perlu malu – malu kucing. Begitu
juga dengan partai yang memang sudah bisa mengusung calon, mereka sudah harus
untuk show of force. Jangan sampai dikatakan bahwa Malang ini krisis tokoh,
sehingga sosok yang muncul ya itu –itu aja,” jelas pria yang juga pengacara
tersebut.
Beberapa partai besar di Kota Malang seperti Golkar dan
PDIP, hingga detik ini memang menyatakan belum punya sosok pasti yang akan
dijagokan untuk maju di pilkada.
“Kami di Golkar sendiri sampai sekarang masih konsolidasi,
dan belum melakukan pembahasan intens terkait hal itu, mungkin dalam 1-2 bulan
kedepan. Jujur belum ada kader yang tepat di tubuh kami saat ini,” beber salah
satu pengurus di partai belambang pohon beringin, yang namanya tidak ingin
dipublikasikan ini.
Sedangkan Ketua DPC PDIP Kota Malang, Arif Wicaksono
mengatakan bahwa saat ini pembahasan di internal partai sudah terus digodok. Sedangkan
nama –nama masih akan menunggu rekomendasi dari pusat.
“Teman-teman di DPC sudah ada nama, hanya masih menunggu
rekomendasi dari pusat. Siapapun nanti yang direkomednasikan PDIP akan solid
untuk bisa memenangkannya. Karena itu
kami akan memperkuat di internal partai terlebih dahulu,” ujar Arif yang juga
kini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Malang ini.
Terkait masih abu – abu tokoh dalam Pilkada ini, ketua DPD
Perindo Kota Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly juga turut buka suara. Menurut
perempuan yang akrab disapa Nelly tersebut, memang saat ini bisa dibilang Kota
Malang krisis tokoh.
“Saya pribadi belum melihat ada tokoh baru yang bisa maju
dan bersaing dengan petahana. Baik itu dari partai, independen ataupun alternatif.
Sudah seharunya memang tokoh atau sosok yang berniat maju, tidak setengah –
setengah dan lebih all out, karena memang agenda pilkada sudah sangat dekat,”
paparnya.
Jadi, apakah memahg di Kota Malang sedang KRISIS TOKOH?
Simak ulasan –ulasan Fokus Malang berikutnya.