Ada Krisis di Kehidupan 'Rumah Kost' Malang? Ini Kata Nelly

FOKUS MALANG - Kota Malang memang juga dikenal dengan sebutan Kota Pendidikan, hal tersebut tidak lepas dari banyaknya institusi pendidikan khususnya di jenjang universitas yang ada di kota yang baru saja berulang tahun ke 103 pada Sabtu (01/04) lalu tersebut.
Namun tentu saja, hal tersebut tidak lepas dari berbagai persoalan sosial yang melingkupi kehidupan urban khas perkotaan. Mulai dari kasus kriminal pencurian, penyalahgunaan minuman keras dan narkoba, hingga yang paling banyak terjadi adalah pergaulan bebas. 
Salah satunya baru saja terjadi, dimana seorang mahasiswi di Kota Malang membunuh bayi laki -laki yang baru dilahirkannya di kamar kosnya di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jumat (31/03).
Mahasiswi berinisial PWA (21) ini tercatat sebagai mahasiswi di salah satu Universitas negeri ternama di Kota Malang.
Kapolsek Lowokwaru Kompol Bindriyo mengatakan, kejadian itu terungkap saat Eny, pemilik kos mendengar suara bayi dari dalam kamar kos pelaku sekitar pukul 17.00 WIB. Kemudian, ia menggedor pintu dan menanyakannya.
Ketika itu, pelaku tidak membuka pintu dan menyangkal bahwa telah melahirkan. Kepada ibu kosnya, pelaku menyebut tangisan bayi itu berasal dari laptopnya.
"Ibu kos itu mendengar suara bayi menangis di salah satu kamar. Terus diketok, tidak dibuka. Ditanya, bilangnya suara laptop," ucap Bindriyo, Jumat (31/03), seperti dilansir dari Surya Malang.
Kasus ini rupanya juga mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan di Kota Malang. Salah satunya adalah Tokoh Wanita Laily Fitriya Liza Min Nelly, menurut Nelly sapaan akrabnya kasus ini sangat memprihatinkan, dan sudah semestinya menjadi perhatian bersama.
“saya sangat menyayangkan karena hal ini dilakukan anak –anak yang berpendidikan. Menurut saya kontrol dari pemilik juga sangat diperlukan. Mereka kan bukan sekedar bayar bulanan, tapi harus diposisikan sebagai keluarga sendiri,” ungkap wanita yang juga ketua Partai Perindo Kota Malang ini.

Nelly juga melihat bahwa pemerintah sebagai regulator dalam hal ini juga harus berperan lebih dalam.
“Pendataan (dari pemerintah) juga perlu sehingga akan terkontrol lebih baik. Saya melihat sekarang terlalu bebas,” ungkapnya.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »