Wali Kota Malang Sutiaji tengah berusaha memaksimalkan potensi Ekonomi Kreatif yang tengah berkembang pesar di Kota Malang. Ia menilai sektor ini bisa menjadi solusi untuk menekan angka pengagguran terbuka yang terhitung cukup masive di Kota Pendidikan.
Pengangguran terbuka menjadi salah satu masalah yang tahunan yang tak kunjung bisa terselesaikan oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan banyaknya lulusan universitas yang memilih menetap di Kota Malang meskipun belum memiliki pekerjaan. Padahal setiap tahunnya tidak kurang dari 400.000 mahasiswa baru datang untuk mendaftar di 62 perguruan tinggi yang tersebar. Situasi ini terus berulang setiap tahunnya sehingga memunculkan siklus yang tidak diketahui akhirnya.
Menjawab tantangan tersebut, Sutiaji membuka trobosan baru dengan berusaha memaksimalkan potensi Ekonomi Kreatif yang sedang menjadi trend dilakangan generasi muda. Ia menilai sektor ini bakal sangat cocok bagi pengangguran terbuka yang tersebar di Kota Malang.
“Ekonomi Kreatif ini sebenarnya diterapkan untuk menjadi solusi diberbagai sektor masalah, salah satunya juga masalah pengangguran terbuka ini,” ujarnya dalam acara BEKRAF Developer Day di Hotel Harris, Sabtu (3/8/2019)
Pertimbangannya ada pada kualifikasi pengangguran terbuka itu sendiri. Dimana ia meyakini bahwa pengangguran terbuka ini bukanlah orang-orang dengan SDM rendah, namun justru orang berpotensi yang sudah terkualifikasi dibidangnya masing-masing.
Sutiaji menilai yang dibutuhkan penggaguran terbuka ini sebenarnya adalah kesempatan. Karena masalah utama yang mereka hadapi bukanlah kurangnya kompetensi, namun sedikitnya kesempatan. Karena itu ia tidak menganggap pengangguran terbuka ini sebagai masalah, namun justru potensi untuk menjadikan Kota Malang sebagai Kota Ekonomi Kreatif yang mapan.
Karena dengan pengarahan yang tepat dan stimulasi yang terus-menerus, bibit-bibit start up bakal bermunculan dari pengangguran terbuka. Dan Pemerintah Kota Malang siap memaksimalkan potensi ini.
“Sebenarnya pengangguran terbuka ini bukan orang yang tidak memiliki skill, karena mereka merupakan lulusan perguran tinggi yang sudah berkompetnsi. Justru mereka ini berpotensi menjadi pelopor startup-startup baru di Kota Malang,” imbuhnya