Fokusmalang.com - Mendengar kata 'bogem' kira - kira apa ya yang terbesit di dalam pikiran anda? Hmm tentu yang paling memungkinkan adalah sakit, karena bogem sendiri adalah persamaan kata dari pukul atau tinju. Namun untuk 'bogem' yang satu ini, saya yakin anda justru bisa ketagihan dan tidak kesakitan.
Memangnya, bogem apa yang bikin ketagihan ini. Ya, bogem yang akan kita ulas ini, jelas bukan adu pukul apalagi beladiri, seperti yang sedang ramai belakangan di jagad medsos. Bogem yang satu ini, merujuk kepada, nama salah satu hidangan kuliner yang sedang naik daun di Kota Malang, yaitu Nasi Bogem.
Nasi bogem sendiri, merupakan salah satu ragam nasi campur kreatif, yang diciptakan Fransiska Yuliana Joeltan. Seorang ibu rumah tangga yang sudah berjualan nasi bogem sejak tahun 2015 yang lalu.
Nasi yang memiliki harga antara Rp7.000- Rp 12.000 ini memiliki isian yang cukup lengkap. Selain nasi putih dengan porsi besar, juga dilengkapi bihun, oseng tahu cambah, ayam suwir, telur dadar dan juga gorengan khas. Selain juga sambal gurih super pedas yang menjadi andalan, hingga akhirnya mendapat julukan bogem.
"Banyak yang bilang sambal kita ini sangat pedas, sampai rasanya seperti dipukulin. Inilah asal muasal nama nasi bogem sendiri," ungkap Siska, sapaan akrab Fransiska Yuliana.
Menurut Siska, saat ini, khususnya selama pandemi Covid-19, pesanan nasi bogem nya semakin ramai. Khsususnya yang berasal dari aplikasi ojek online. Dalam sehari, Siska bisa menjual 50-100 porsi nasi bogem yang buka setiap hari, mulai pukul 16.00WIB di Jalan Titan VI no 10 Kota Malang tersebut.
"Kalau yang tujuh ribu, lauknya bisa memilih mau ayam suwir atau telor. Tapi yang lengkap dapat semua, harganya dua belas ribu. Tapi kalau beli lewat aplikasi ojol, harganya naik 20% kira - kira," lanjut ibu dari satu anak ini.
Soal lokasi yang termasuk tidak mudah ditemukan ini, menurut Siska tidak menjadi masalah. Ia justru memang tidak berencana membuka nasibogem sebagai restaurant. Dalam pandangan istri dari Pelatih Bulutangkis Internasional Andre Wijaya tersebut, memang ciri khas nasi nya adalah dibungkus dan bisa dinikmati siapa saja dan dimana saja, dan itulah yang akan dia pertahankan.
"Biar seperti ini saja (tidak ada restoran) karena ciri khas dari dulu nasi bogem ya seperti ini. Dibungkus dan mudah dimakan siapa saja dan kapan saja. Syukur sekarang ada ojek online, sehingga pelanggan kami lebih mudah kalau mau menikmati nasi bogem," pungkas Siska.