Fokusmalang.com – Keluarga besar SDN Purwantoro 2 Kota Malang, turut tenggelam dalam kesedihan, terkait dengan tragedi Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 01 Oktober 2022, yang memakan korban jiwa sedikitnya 127 orang. Hal terlihat ketika segenap guru dan siswa SDN Purwantoro 2 menggelar aksi bela sungkawa dan sholat ghaib di halaman sekolah pada Selasa (04/10).
Pecah tangis kesedihan beberapa murid dan guru tidak
tertahankan lagi, ketika seorang guru dari SDN Purwantoro 2 membuka acara
dengan orasi dan juga membawakan lagu “Salam Satu Jiwa” yang selama ini menjadi
kebangaan Aremania secara bersama – sama.
Meskipun terdata tidak ada keluarga besar SDN Purwantoro 2
yang menjadi korban, namun rasa simpati dan kesedihan dirasakan oleh guru dan
para murid, mengingat bagaimana para Aremania yang meninggal dunia usai laga
big match Jatim, yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 tersebut.
“Saya merasa sedih sekali, mengingat bagaimana yang
meninggal di sana (Kanjuruhan) begitu juga dengan keluarga yang ditinggalkan,”
ucap Lavenia Siswi Kelas 5 yang terlihat menagis tersedu – sedu.
Selain orasi dan menyayikan salah satu chant Aremania secara
bersamaan, ungkapan duka yang digelar secara mendadak ini, juga diisi dengan
memberikan tangkai bunga di bawah mistar gawang futsal, yang diikat dengan syal
dan juga banner Arema.
Serta ditutup dengan Sholat Ghaib yang dilangsungkan oleh
segenap guru, serta perwakilan murid – murid, khususnya dari kelas V dan VI.
Menurut Kepala Sekolah SDN Purwantoro 2, Pitono, ungkapan
kedukaan ini diadakan tanpa persiapan dan merupakan spontanitas dari para guru
bersama murid. Karena menurutnya selama ini Arema dan Aremania sudah cukup
lekat dengan sekolahan.
“Kami adakan dadakan, karena kami merasa sedih dan terpukul
dengan peristiwa ini. Semoga Aremania yang mendahului kita diberikan tempat
terbaik di sisi-Nya. Serta tragedi ini
tidak sampai menyurutkan semangat anak – anak yang bercita – cita menjadi
pemain sepakbola,” kata Pitoyo.
Ditambahkan Pitoyo moment peringatan dan sholat Ghaib ini
juga penting bagi pengembangan karakter siswa khususnya berbasis Pancasila.
Harapan kami para siswa dan siswi bisa lebih mau besimpati
kepada kondisi sekitar, serta mereka lebih waspada dengan kondisi
lingkungannya,” tutupnya.