Candi Karang Besuki atau Candi Vasuki merupakan candi peninggalan Kerajaan Kanjuruhan. Candi Karangbesuki terletak di sudut timur laut pemakaman umum di Dusun Gasek, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Jaraknya sekitar enam kilometer di sebelah barat pusat kota Malang atau sekitar 500 meter di sebelah utara Candi Badut. Saat ini, kondisinya tinggal reruntuhan, hanya menyisakan struktur pondasi batu andesit berukuran 7 x 7 meter. Bangunan candi berada di lembah Kali Metro. Diperkirakan, bangunan candi setinggi 8 meter dengan posisi menghadap ke barat.
Menurut seorang sejarahwan, Hendrik yang juga merupakan anggota PPBI, candi Karangbesuki diperkirakan telah berdiri bersamaan dengan Candi Badut, yakni sejak abad 8 Masehi. Kondisi candi berupa tumpukan bebatuan, tidak utuh, hanya tersisa kaki dan pondasi candi. Namun, bangunan candi diperkirakan setinggi 8 meter menghadap ke barat. Bersamaan dengan candi, juga ditemukan arca Resi Agastya, arca Ganesha, arca Durga dan sebuah Yoni. Arca Durga dan bagian lingga sudah hilang, sedangkan ketiga lainnya berhasil diselamatkan. Arca Resi Agastya disimpan di Museum Mpu Purwa dan arca Ganesya dipindah ke situs Watu Gong.
Candi Karangbesuki merupakan peninggalan dari kerajaan Kanjuruhan yang merupakan sebuah kerajaan Hindu yang berpusat di daerah sekitar Kota Malang. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa Candi Vasuki bisa membawa kesejahteraan dan keselamatan pada Masyarakat. Dalam situs candi Karangbesuki ini terdapat tulisan jawa kuno yang disebut Aksara Kawi. Aksara Kawi atau Aksara Jawa Kuno merupakan bentuk aksara yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi dan berkembang di Nusantara pada abad VIII – XVI.
Profesor J.G. de Casparis dari Belanda, yaitu pakar paleografi atau ahli ilmu sejarah aksara, mengutarakan bahwa aksara hanacaraka itu dibagi menjadi lima masa utama, yaitu:
Aksara Pallawa Aksara Pallawa itu berasal dari India Selatan. Jenis aksara ini mulai digunakan sekitar abad ke 4 dan abad ke 5 masehi. Salah satu bukti penggunaan jenis aksara ini di Nusantara adalah ditemukannya prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Aksara ini juga digunakan di Pulau Jawa, yaitu di Tatar Sundha di Prasasti tarumanegara yang ditulis sekitar pada tahun 450 M. di tanah Jawa sendiri, aksara ini digunakan pada Prasasti Tuk Mas dan Prasasti Canggal. Aksara Pallawa ini menjadi ibu dari semua aksara yang ada di Nusantara, termasuk aksara hanacaraka. Kalau diperhatikan, aksara Pallawa ini bentuknya segi empat.
Dalam bahasa Inggris, perkara ini disebut sebagai huruf box head atau square head-mark. Walaupun aksara Pallawa ini sudah digunakan sejak abad ke-4, namun bahasa Nusantara asli belum ada yang ditulis dalam aksara ini.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas, adalah gambaran pada saat Candi Karangbesuki ditemukan pada tahun 1900-an. Masih terlihat terawat dan indah sebelum tersisa reruntuhan akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian cagar budaya.
Tentang Penulis:
Artikel ini di susun atas dasar pengabdian kami kelompok 11 KKN Universitas Merdeka Malang 2023 kepada masyarakat di RW 06 Karangbesuki. Tujuan dari artikel ini adalah memperkenalkan candi Karangbesuki serta memberikan pengetahuan sejarah mengenai candi tersebut.