Showing posts with label Jalan -Jalan. Show all posts
Showing posts with label Jalan -Jalan. Show all posts

Bolu Bakar, Jajanan Kekinian Anyar Di Kota Malang Yang Patut Di Coba


FOKUSMALANG.COM-Wisata kuliner di wilayah Malang Jawa Timur seakan tak pernah ada habisnya, tiap hari selalu ada yang baru, apalagi di wilayah Kota Malang. Baru baru ini jajanan kekinian hadir mewarnai dunia kuliner di wilayah Malang Raya, jajanan tersebut adalah Bolu Bakar.
Mungkin kue bolu bagi setiap lapisan masyarakat sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Namun untuk bolu yang dihidangkan dengan cara dibakar khususnya sepertinya masih baru khusunya bagi warga Malang, Jawa Timur.

Bagi anda yang berada di kota Malang, ataupun yang akan berwisata di kota Malang bisa merasakan nikmatnya jajanan kekinian tersebut di Malang Olympic Garden atau lebih dikenal dengan MOG di lantai 2, teatnya di depan gerai sentra ponsel.
Brand Ambassador Bolu Bakar Malang, MC Bee Hilda mengatakan jika selama ini banyak orang tahunya adalah bolu kukus, sedangkan bolu bakar belum banyak yang tahu.
“Selama ini, kebanyakan orang tahunya adalah bolu kukus, sedangkan blu bakar masih belum banyak yang tahu, oleh karenanya kami mencoba sesuatu yang berbeda,” kata MC Bee Hilda (18/11/18).
Lebih lanjut Bee Hilda mengatakan jika Bolu Bakar Malang memiliki varian isi, mulai isi keju, coklat, coklat keju, kacang, stroberi, kopi dan rumbutter keju. Dan yang paling banyak diminati adalah isian rumbutter keju.
Dan yang paling istimewa, selai yang digunakan untuk isiannya merupakan produk sendiri bukan beli jadi. Soal keawetannya sendiri, Bolu Bakar Malang ini bisa bertahan hingga 3 hari, dan jika disimpan dalam kulkas bisa bertahan hingga satu minggu. Oeh karenanya cocok dibawa sebagai oleh oleh.
“Banyak varian rasa, mulai cklat, keju, stroberi, kacang, kopi dan rumbutter. Bolu ini bisa bertahan selama 3 hari dan bisa bertahan 7 hri jika disimpn dalm kulkas,” tambah perempuan yang juga berprofesi sebagai MC ini.
Untuk harga Bolu sendiri tentunya sangat pas di kantong, anda cukup merogoh kocek mulai Rp 25 ribu. 
Agar bisa lebih dekat dengan para penikmat, produk yang memiliki jargon “belum shopping kalau belum beli Bolu Bakar Malang” ini juga mengadakan lomba foto bersama Bolu Bakar Malang.

Caranya cukup mudah, ckup follow instagram @bolubakarmalang dan langsung upload foto dengan produk sekece mungkin. Dan bagi follower yang memiliki foto paling unik ada hadiah menarik.
Kesempatan tersebut akan berakhir sampai November 2018 ini dan awal Desember mendatang akan ada 3 pemenang yang masing masing mendapat tiket menikmati Wahana Dino Park di Jatim Park 3.
“Kita juga ada lomba foto ceria bersama bolu bakar, selama November ini fotonya bisa diupload di instagram kemudian di tag di @bolubakrmalang #bolubakarasyik, nanti di awal Desember kita pilih 3 orang,” beber Bee Hilda.
Bee Hilda menambahkan jika pihaknya juga ingin memberi kesempatan kepada siapapun untuk bisa menjadi enterpreuner. Mulai dari mahasiswa, pelar muun ibu rumah tangga.
“Kami juga ingin membantu teman teman yang memiliki modal kecil agar bisa mendapat usaha sampingan. Bagi masyarakat yang tertarik untuk gabung bisa menghubungi langsung di nomor 0822-3327-5288 atau di nomor 0812-310-2973,” tutup MC Bee Hilda.

Geger! Deitemukan Ada Sumber Air Ajaib Begini di Kabupaten Malang

FOKUSMALANG - Warga Desa Arjosari, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang digemparkan dengan penemuan sumber mata air bersih di daerah perbukitan gersang. Pasalnya tempat ini pasti kekeringan saat musim hujan maupun kemarau.
Sumber mata air ini perama kali ditemukan oleh warga yang sedang mencari rumput. Seketika itu berita adanya sumber air ajaib ini langsung menyebar dari mulut ke mulut.
Banyak warga yang bedatangan hanya sekedar melihat sumber yang aneh tersebut secara langsung. Meskipun lokasi jauh dari pemukiman dan akses jalan terbilang sulit, warga tetap berbondong-bondong ke tempat tersebut.
Jalan setapak naik turun tak menyurutkan rasa penasaran warga, bahkan ada yang membawa galon dan botol untuk mengambil air, ada juga warga yang mandi karena diyakini bisa menyembuhkan penyakit.
Menurut Huda salah satu warga mengatakan, sumber tersebut telah ditemukan seminggu yang lalu. Hingga saat ini masih banyak warga yang datang.
Rencananya, penemuan sumber yang langka tersebut akan dijadikan tempat wisata baru di Desa Arjosari, yang diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Sementara ini, warga sekitar hanya menarik tarif parkir motor sebesar Rp 2.000 dan ke depan akan diperbaiki guna dijadikan wisata pemandian, seperti lainnya yang sudah ada
Simak Videonya di:

Asyik, Begini Seru nya Festival Kelinci di Kota Batu

FOKUSMALANG - Kontes dan balap kelinci digelar di halaman Balaikota Among Tani Kota Batu, Rabu (25/01/2017) siang.
Kelinci pedaging dilombakan dari variabel berat, kesehatan dan kebersihan. Untuk kelinci hias yang diunggulkan adalah keunikan kelinci, bulunya dan kesehatan.
Untuk kelinci balap dinilai dari kecepatan lari kelinci mulai start hingga finish. Lucunya, beberapa kelinci yang ikut balapan tidak sampai ke finish meainkan tertarik lawan jenis. Sehingga penonton pun terhibur.
Alfas Akbar, ketua panitia kontes kelinci dan workshop mengatakan, budidaya kelinci di Kota Batu sudah lama. Kira-kira sudah dimulai pada 1960-an. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah ternak kelinci semakin berkurang.
Pada 2015 permintaan kelinci di Kota Batu mencapai 10 ribu ekor. Dan pada 2016 permintaan kelinci menembus 15 ribu ekor. Ia berharap kelinci terus dibudidayakan karena pangsa pasar yang besar.
Permintaan itu untuk konsumsi. Daging kelinci enak dijadikan bahan olahan makanan. Seperti dibuat sate kelinci, gule kelinci, abon kelinci dan bakso kelinci.
Dengan kontes kelinci ini, diharapkan menarik minat warga untuk terus membudidayakan kelinci.
"Tujuan acara ini untuk gemar membudidayakan kelinci dan memasarkan hasil peternakan," kata Alfas yang juga Kasi Peternakan di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu.
Hadir dalam acara itu anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) RI drh I Ketut Diarmita serta Ketua Makindo Jatim Moch Sobri. 
sumber: http://www.batutimes.com/

Ijen Punya Pedestrian Super Keren Lho, Ini Buktinya!


FOKUSMALANG - Wali Kota Malang,  H. M. Anton meresmikan penataan kawasan pedestrian Ijen Boulevard. Sabtu, (31/12/2016).
Turut hadir dalam peresmian tersebut, Ketua PKK Kota Malang, Dewi Farida Suryani (Umi Farida) dan Sekda Kota Malang,  Achmad Idrus.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang,  Erik K Setyo Santoso serta CSR dan investor yang mendukung lembangunan pedestrian kawasan Ijen tersebut tampak ikut hadir menyaksikan prosesi peresmian. 
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang,  Erik K Setyo Santoso mengatakan penataan pedestrian kawasan hijau publik merupakan program pemerintah dalam memberikan pelayanan masyarakat dengan baik.  
"Kami akan terus membangun spot kawasan hijau dan saranan transportasi Kota Malang yang bisa dinikmati masyarakat maupun wisatawan," kata Erik usai membacakan puisi karya Taufik Ismail tentang Kerendahan Hati.  . 
Menurutnya, sarana pedestrian di kawasan Ijen yang sudah terwujud seperti bangku untuk singgah,  area spot bunga,  lukisan 3D, tempat sampah, penerangan jalan umum (PJU) bertema batik dan jalur pejalan kaki khusus disabilitas.
"Kami ingin Kota Malang menjadi Kota Layak Huni  yang sehat  dengan masyarakatnya yang sadar lingkungan," terangnya. 
Video kawasan Pedestrian Ijen:
Wali Kota Malang,  H. M. Anton mengatakan kawasan Ijen sekarang sudah terlihat semakin luar biasa dan nyaman dinikmati banyak orang.  
"Kami juga berterima kasih kepada CSR dan investor yang mendukung terealisasinya kawasan ini," terang Abah Anton. 
Tak hanya itu saja,  tahun 2017 ada banyak kejutan lagi yang akan dihadirkan. Pemerintah Kita Malang rencana akan membangun spot-spot taman di Jalan Raya Dieng bernuansa Eropa Style. 
"Ke depan Pemkot Malang akan membangun puluhan taman dengan tema yang berbeda.  Agar pengunjung bisa menikmati sesuai keinginan mereka.  Kami ingin wujudkan Kota Malang menuju Smart City dan Green City," pungkas Anton.

Asyik, Serunya Jalan-Jalan di Kampung Ornamen Celaket


FOKUSMALANG - Kreativitas dan inovasi warga Kota Malang seakan tidak pernah kering dan terus berkembang. Setelah Kampung Warna-warni di Jodipan dan Kampung Glintung Go Green (3G) menghebohkan publik hingga pelosok nusantara, kini masyarakat Celaket sedang memulai karya besarnya yakni membuat Kampung Batik.
Mengangkat tradisi dan budaya lokal yang kuat, kali ini masyarakat Kampung Celaket sedang bahu membahu mengecat tembok dan ruang lainnya dengan motif batik. Upaya membatik tembok kampung dan rumah warga, terbilang cukup unik, karena selama ini proses itu kerap dilakukan di atas kain.
Tokoh masyarakat setempat, Hanan Djalil, mengatakan, ide mengecat tembok dengan motif batik ini justru datang dari masyarakat sendiri. Lebih istimewa, karena mereka menggunakan model swadaya masyarakat untuk merealisasikan hal itu.
“Kampung Celaket ini memang khas dengan batiknya, sehingga timbul ide dari masyarakat. Dan itu sangat baik sekali. Masyarakat ‘urunan’ sendiri mengecat itu,” kata Hanan seperti dilansir dari MVoice, beberapa waktu yang lalu.
Proses membatik tembok itu, dilakukan dengan cara manual, yakni warga menggambar langsung motif di atas media tembok dan rumah warga.
“Awalnya kita gambar tembok dulu kampung dulu, lama kelamaan warga ingin agar rumahnya juga digambar serupa,” tukasnya.
Mempercantik kampung dengan ornamen batik juga ada kaitannya dengan International Celaket Cross Culture Festival (ICCF) ke lima yang akan digelar pada 25 sampai 29 November lalu di Kampung Celaket.
Festival ini  diramaikan sebanyak 2000 seniman dan budayawan baik dari luar maupun dari dalam negeri. Nama-nama tenar seperti Sujiwo Tejo, Didik Ninik Towok bahkan hingga Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga akan hadir dalam festival kelas dunia itu.
Sementara, Kampoeng Ornament Tjelaket sendiri memang terhitung baru. Salah seorang inisiator, Erton ‘Gajah’, memaparkan, ide penggarapan kampung ini berawal dari cangkrukan.
“Kami para seniman yang sebelumnya merantau, kebetulan kembali dan membahas ingin buat sesuatu yang baru,” tandasnya.
Penggarapannya kurang lebih baru dimulai sepekan lalu. Saat ini, baru Celaket Gang I yang sudah terjamah. Dia merencanakan, pengecatan ornamen batik bakal terus dilaksanakan hingga di seluruh kawasan Celaket.
“Kami menonjolkan ornamen batik dari seluruh Nusantara. Saat ini yang sudah baru Kalimantan dan Jawa. Kami ingin membuat sesuatu yang khas Indonesia agar bisa mendunia. Karena itu ke depan saya juga berharap dukungan Pemkot Malang,” tandasnya.

Mengenal Sogugan, Budaya Khas Pulau Madura yang Lestari di Bhumi Arema




FOKUSMALANG - Malang bisa dibilang wilayah dengan 1000 budaya. Multi kultural dan ras, selama berabad-abad hingga sekarang hidup aman tentram dan rukun di wilayah berjuluk ‘Bhumi Arema’ ini.
Salah satunya adalah tradisi sogugan khas masyarakat Pulau Garam Madura yang lestari berkembang di wilayah pinggiran Kota Malang tepatnya di Kecamatan Kedungkandang. Bagaimana tradisi unik ini? mari kita simak bersama
Dilansir dari Kaskus,Sogug adalah tradisi di madura dan daerah yang terpengaruh oleh budaya madura yang kuat. sogug sendiri adalah prosesi memberikan uang sumbangan, atau di jawa dikenal sebagai buwuhan. akan tetapi ada prosesi yang unik dari tradisi sogug, yaitu diiringi tradisi gending, musik dan lebih terkesan terbuka tidak tertutup seperti dalam tradisi jawa.

Perkimpoian dengan upacara model Sogugan masih kita jumpai didaerah yang kental suku madura (mis Kab.Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dll).
Tradisi sogugan terkait dengan aktifitas sumbang menyumbang dimana sumbangan ini nilainya dapat melebihi dari hal biasanya (Becek,bowo :jawa) misalnya kalau biasanya orang menyumbang Rp.25.000 s/d Rp.50.000.- disogugan nilainya diatas Rp.100.000,- atau seharga seekor sapi pada waktu itu.
Tradisi yang dilestarikan ialah upacara penyambutan memberi sumbangan secara rinci sebagai berikut : penyumbang biasanya membawa uang (nilai cukup besar) dan membawa “jodhang” (peti kayu berbentuk panjang, berisi makanan dan biasaya dipikul oleh dua orang). Penyogug (penyumbang) ini disambut.


Pemilik rumah di pintu depan terop, dengan iringan gamelan kenong telo’ dan seorang pesinden yang suaranya amat merdu. 
Penyumbang dan pemilik rumah biasanya diwakili acam (juru bicara), di depan terop tersebut berdialog singkat, yang intinya bahwa pihak penyumbang dengan ikhlas tulus memberi sumbangan demi kelestarian hubungan persaudaran/kekeluargaan.
Dialog macam tersebut dilanjutkan dengan upacara serah terima sumbangan,sambil menari yang diwakili kedua cacam, iringan musik/gamelan kenong telo’ yang dimaksudkan misalnya gendhing walang kekek, pelok temor, gendhing gantung, dan gendhing jula-juli jawa timuran.
Penghitungan uang di tempat yang telah ditetapkan, disaksikan oleh para tamu dan undangan yang lain. Uang sumbangan disimpan di bokor dan dijaga secara khusus. Kadangkala uang sumbangan itu dirangkai pada sebilah bambu, semakin besar sumbangan yang diberikan, semakin tinggi status sosial penyumbang di masyarakatnya.

Hal ini juga mendapat perhatian dari salah satu tokoh wanita di Kota Malang Laily Fitriyah Liza Min Nelly yang hadir. Menurutnya ini adalah budaya yang unik dan semoga bisa terus lestari, menambah khasanah budaya di Kota Malang sebagai salah satu destinasi wisata.

. “Ini budaya yang sangat bagus. Kita bisa memperlihatkan adanya keterbukaan,” ungkapnya.
Wakil Sekretaris Umum KONI Kota Malang itu menilai, esensi sogukan memberikan banyak pelajaran.
“Ini kan termasuk budaya lokal juga, jadi harus dilestarikan. Harapannya, budaya ini jagan sampai punah,” lanjutnya.